Kamis, 13 November 2014

Resensi Novel My Lovely Beetle


Identitas buku 
Judul                          My Lovely Beetle
No. ISBN                  9786029481396
Penulis                        Kamiluddin Azis
Penerbit                      PlotPoint
Tanggal terbit              Juni - 2013
Jumlah Halaman          290
Jenis Cover                 Soft Cover
Kategori                      Romance 

Novel romance remaja besutan Kamiluddin Azis ini memberikan nuansa cinta yang berbeda dari novel pada umumnya. Selain menghadirkan drama cinta dengan romatikanya, novel ini sekaligus memberikan pencerahan kepada pembaca tentang dunia serangga.
Cerita diawali dengan tersesatnya lima gadis pecinta alam dari Jakarta. Mereka adalah Yuki, Nadia, Vey, Nola, dan Indri. Tak dinyana, kesialan itu membawa mereka berkenalan dengan seorang pemuda lokal bernama Kaka. Perkenalan tak sengaja itu rupanya meletupkan benih-benih cinta dalam hati kelimanya. Kaka yang kalem, cerdas, bertubuh tegap, dan bermata tajam bagaikan elang menyihir mereka dalam pesona.
Kekaguman itu semakin bertambah manakala mereka mengetahui Kaka adalah pecinta binatang, terutama serangga. Pemuda itu mengoleksi beraneka serangga di kamarnya. Ada serangga hidup, dan juga serangga yang telah diawetkan. Pada saat kelima gadis itu hendak pulang, Kaka menghadiahi mereka masing-masing seekor serangga. Indri mendapatkan kumbang skarab, Vey mendapatkan kumbang rusa, Nadia mendapatkan kumbang pohon pisang, Yuli dan Nola mendapatkan koksi. Mereka pun bertaruh. Siapa yang dapat merawat kumbang itu dengan baik, maka dialah yang berhak mendekati Kaka. Mereka bersepakat membawa kumbang-kumbang itu kepada Kaka kembali sebulan kemudian untuk dinilai siapa yang paling baik merawatnya. Tentu saja, kesepakatan itu tanpa sepengetahuan Kaka.
Persaingan pun dimulai. Bukan hanya menjadi gadis-gadis “aneh” perawat kumbang, mereka pun berupaya memiliki kelebihan lain yang dapat dibanggakan di depan Kaka. Indri yang berbada subur mati-matian diet. Olah raga gila-gilaan dia lakoni demi mendapatkan berat badan yang proporsional. Vey mengikuti kursus memasak pada saudaranya yang seorang chef hotel ternama. Yuki berjuang menghalau menimbun bimbang karena mantan pacarnya juga tengah mengejarnya kembali. Nola menyusun rencana lain di luar sepengetahuan keempat temannya. Gadis itu nekat menemui Kaka duluan. Sedangkan Nadia, ia yang paling malang. Kumbangnya hilang hingga ia tak dapat melanjutkan pertaruhan.
Lima hati berebut satu lelaki. Persaingan pun berubah menjadi perseteruan. Perselisihan tak dapat dielakkan karena masing-masing merasa paling baik merawat kumbang dan paling berhak mendekati Kaka. Pertikaian makin meruncing manakala Nola ketahuan menemui Kaka sendirian. Dia mendapat marah dari keempat temannya. Padahal, dari pertemuan itu, Nola mendapatkan informasi penting tentang Kaka yang ternyata sudah memiliki pacar.
Berikutnya, melalui jalinan kisahnya, penulis menyampaikan pesan tentang cinta yang membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan. Patah hati. Begitulah yang terjadi. Setelah mati-matian berkutat dengan kumbang dan perjuangan cinta, Yuki dan kawan-kawannya harus merelakan Kaka. “Cinta memang perlu diperjuangkan. Butuh pengorbanan dan kesungguhan. Keberanian dan ikhlas merelakan. Menerima dan memberi kesempatan” (hal. 284). Patah hati berjamaah menjadikan kelima gadis itu akur kembali. Yuki akhirnya menyadari betapa besar cinta mantan pacarnya hingga ia bersedia kembali menjalin hubungan. Begitu pun denganVey, Nola, dan Nadia. Ketiganya membuka hati untuk pemuda lain yang naksir mereka selama ini.
Kelebihan novel ini adalah selain menghadirkan romansa cinta yang mengandung nilai-nilai penghargaan terhadap persahatan, melalui tokoh Kaka, penulis banyak memberikan wawasan tentang dunia serangga yang jarang menjadi perhatian. Macam-macam serangga, cara hidup, cara merawat, hingga apa saja makanan tiap jenisnya tersaji apik dengan bahasa yang mudah dipahami. Sedangkan kelemahan novel ini terletak pada akhir cerita yang mudah ditebak karena penulis menghadirkan tokoh Zisca sebagai pacar Kaka terlampau dini.
Semua kisah dalam novel ini dirajut dengan alur yang runut, mengalir, renyah, enerjik, dan gaul. Sangat cocok dibaca oleh semua pembaca terutama kalangan muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar