Kamis, 30 Mei 2013

PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Nama            : AFIATI RIZKI
Kelas            : 1EB08
Mata kuliah : Perekonomian Indonesia

ABSTRAKSI
      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan ekspor dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, Jakarta- Indonesia. Kontribusi ekspor non migas terhadap total ekspor relative besar berkisar antara 73,53%-83,88% selama periode 1993-2008. Besarnya kontribusi ini ditunjang oleh ekspor hasil industri.
Peranan ekspor dalam perekonomian dilihat dari besarnya angka multiplier ekspor dan elastisitas ekspor. Angka multiplier ekspor untuk variabel total nilai ekspor, migas, non migas, masing-masing 47,423, 229,284, dan 52,605. Sedangkan untuk variabel nilai ekspor minyak mentah, hasil minyak dan gas alam masing-masing 566,044, 1579,168 dan 477,136. Angka multiplier ekspor untuk variabel nilai ekspor hasil pertanian, hasil industri dan hasil tambang diluar migas masing-masing 1299,844, 65,406
dan 290,930.
      Angka elastisitas ekspor variabel nilai total ekspor, migas dan non migas masing-masing 1,79, 1,86, dan 1,74. Angka elastisitas ekspor variabel nilai ekspor minyak mentah, hasil minyak dangas alam masing-masing 2,02, 1,46, dan1,75. Angka elastisitas ekspor variabel nilai ekspor hasil pertanian, hasil industry, dan hasil tambang masing-masing 2,48, 1,82, dan 0,94.
PENDAHULUAN
Ekspor merupakan salah satu variable injeksi dalam perekonomian suatu negara, artinya jika ekspor suatu negara meningkat maka perekonomian negara tersebut akan lebih meningkat lagi, karena adanya proses multipler dalam perekonomian tersebut.
Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi didalam negara dan dijual diluar negeri. (Mankiw, 2004: 240). Jika suatu negara membuka perdagangan internasional dan menjadi pengekspor suatu barang, maka produsen domestic barang tersebut akan diuntungkan dan konsumen domestic barang tersebut akan dirugikan. Pembukaan perdagangan internasional akan menguntungkan negara yang bersangkutan secara keseluruhan karena keuntungan yang diperoleh melebihi kerugian nya (Mankiw, 2006 : 221).
Dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan Ekspor merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia tidak ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor terutama ditentukkan oleh harga relative barang dalam negeri dipasaran luar negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing dipasaran dunia, dan citarasa penduduk di negara-negara lain terhadap barang yang diproduksikan suatu Negara (Sukirno, 2004 : 222).
Dari studi pertumbuhan ekonomi selama periode 1968 – 1984 yang dilakukan oleh Bela Balassa (1986) terhadap sekelompok luar negara-negara yang sedang berkembang yang dibedakan antara negaranegara yang berorientasi keluar (Outward – Oriented Countries) dan Negara-negara yang berorientasi kedalam ( Inward- oriental countries) menemukan bahwa negara-negara yang menerapkan strategi
pembangunan yang berorientasi keluar memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik
dari pada negara-negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi kedalam atau substitusi impor
Berdasarkan studi dilakukan Hollis Chemery terhadap 20 negara yang sedang berkembang menemukan bahwa total input productivity total meningkat diatas 3 persen pertahun di negara-negara yang menerapkan Outward oriented atau export- led strategies, sedangkan negara-negara yang menerapkan inward – oriented pertumbuhannya hanya 1 persen (Nanga, 2005 : 302).
Perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1.    Berapa besar luar peranan total ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
2.    Berapa besar peranan ekspor migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
3.    Berapa besar peranan ekspor non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
Tujuan Penelitian ini ingin mengetahui peranan ekspor terhadap perekonomian (PDB) di Indonesia
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah telaah pustaka yang ditunjang dengan analisis deskriptif kuantitatif terhadap data-data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data perkembangan ekspor dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Jakarta.
Untuk mengetahui peranan ekspor tersebut digunakan persamaan Regresi Linear sederhana.
Y = a + b xi
Y = Produk Domestik Bruto (PDB) (miliar rupiah)
Xi = Nilai ekspor → I =1,2,3.
X1 = Nilai Total ekspor (juta US $)
X2 = Nilai total ekspor migas (juta US $)
X3 = Nilai total ekspor non migas (juta US $)
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi (multiplier ekspor)
Dari persamaan regresi tersebut dihitung multiplier ekspor yang diperoleh dari angka koefesien regresi tersebut. Karena multiplier ekspor adalah angka yang menunjukkan berapa besar perubahan PDB akibat adanya perubahan nilai ekspor. Multiplier ekspor adalah perbandingan nilai pertambahan PDB dengan nilai pertambahan ekspor (Δ PDB / Δ ekspor atau dy) dx Dari persamaan regresi tersebut dihitung multiplier ekspor yang diperoleh dari angka koefesien regresi tersebut. Karena multiplier ekspor adalah angka yang menunjukkan berapa besar perubahan PDB akibat adanya perubahan nilai ekspor. Multiplier ekspor adalah perbandingan nilai pertambahan PDB dengan nilai pertambahan ekspor.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peranan ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut :
1.    Peranan total ekspor terhadap PDB
2.    Peranan total ekspor migas terhadap PDB
3.    Peranan total ekspor non migas terhadap PDB
Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama periode 1993 – 2008 dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 1993 – 2008 (miliar rupiah).
Data PDB tahun 1993-2001 berdasarkan harga konstan tahun 1993 dan data PDB tahun 2002-2008
berdasarkan harga konstan 2000. Rata-rata laju pertumbuhan PDB dengan Migas selama periode 2000 
2008 adalah 6,43% per tahun. Rata-rata laju pertumbuhan PDB tanpa migas selama periode 2000-2008\
adalah 7,57 % per tahun.
Perkembangan nilai ekspor migas, non migas dan total ekspor dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Dari tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar nilai total ekspor berasal dari ekspor non
migas yaitu berkisar antara 73,53%-83,88% selama periode 1993-2008. Sedangkan nilai ekspor migas
berkisar antara 16,12%-26,47% dari total ekspor.
 Perkembangan ekspor migas menurut kelompok produk yang dihasilkan yaitu : minyak mentah, hasil
minyak dan gas alam selama periode 1993 – 2008 dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel Perkembangan ekspor migas menurut kelompok produk yang dihasilkan tahun
1993 – 2008 (juta US $).
Dari tabel 3 tersebut dapat diketahui kontribusi nilai ekspor minyak mentah terhadap total ekspor migas pada tahun 1993 sebesar 4.778,4 juta US $ (49.03%) dan pada tahun 2008 sebesar 12.418,7 juta US $ (42,64%). Kontribusi nilai ekspor hasil minyak terhadap total ekspor migas pada tahun 1993 sebesar 914,3 juta US $ (9,38%) dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 3.547,0 juta US $ (12,18%). Kontribusi nilai ekspor gas alam terhadap total migas sebesar 4.052,7 juta US $ (41,58%) dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 13.160.5 Juta US $ (45,18%). Perkembangan niali ekspor non migas menurut kelompok produk yang dihasilkan yaitu hasil pertanian, hasil industry, hasil tambang dan produk lainnya tambah pasir alam dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Dari tabel 4 tersebut dapat diketahui kontribusi nilai ekspor hasil pertanian terhadap total nilai ekspor non migas pada tahun 1993 sebesar 2644,2 juta US $ (9,64%) dan pada tahun 2008 sebesar 4584,6 juta US $ (4,25%). Kontribusi nilai ekspor hasil industri terhadap total nilai ekspor non migas pada tahun 1993 sebesar 23292,0 juta US $ (84,93%) dan pada tahun 2008 sebesar 88393,5 US $ (81,93%). Kontribusi nilai ekspor hasil tambang total nilai ekspor non migas pada tahun 1993 sebesar 1463,9 juta US $ (5,34%) dan pada tahun 2008 sebesar 14906,1 juta US $ (13,82%). Kontribusi nilai ekspor lainnya + pasir alam terhadap total nilai ekspor non migas pada tahun 1993 sebesar 25,2 juta US $ (0,09%) dan paa tahun 2008 menjadi 10,0 juta US $ ( 0,009%).
Dengan menggunakan data PDB dengan migas dan data nilai total ekspor tahun 1993 – 2008 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -1.398.000 + 47.423 X i
(16,358)
Koefisien korelasi r = 0,975
Koefisien Determinasi R2 = 0,95
Angka dalam kurung nilai t hitung
Koefisien regresi bernilai 47,423 berarti setiap kenaikan nilai ekspor satu juta US $, maka nilai PDB akan meningkat sebesar 47,423 miliar rupiah. Angka koefisien regresi juga merupakan angka multiplier ekspor. Dari persamaan tersebut dapat diperkirakan angka elastisitas ekspor terhadap PDB.
E = dy. x = 47,423 . 6.6800 = 1,79
dx y 1770100
angka elastisitas total ekspor 1,79 berarti setiap kenaikan nilai total ekspor 1%, maka PDB akan naiksebesar 1,79%.
Tabel 5 : Angka multiplier ekspor dan elastisitas ekspor di Indonesia menurut komiditi ekspor
KESIMPULAN
1.    Perkembangan nilai ekspor baik migas maupun non migas di Indonesia selama periode 1993-1997 terus meningkat dan pada tahun 1998,1999 dan 2001 menurun, tetapi pada tahun 2002-2008 terus meningkat. Nilai ekspor terbesar berasal dari ekspor non migas.
2.    kontribusi ekspor minyak mentah, hasil minyak dan gas alam terhadap nilai ekspor migas pada tahun 1993- masing-masing 49,03%, 9,38%, 41,58%, dan pada tahun 2008 masing-masing 42,64%, 12,18%, dan 45,18%.
3.    Kontribusi nilai ekspor hasil pertanian, hasil industry dan hasil tambang diluar migas terhadap ekspor pada non migas tahun 1993 masing-masing 9,64%, 84,93%, 5,34%, dan pada tahun 2008 masing-masing 4,25%, 81,93% dan 13,82%.
4.    Peranan ekspor yang dilihat dari angka multiplier dan angka elastisitas ekspor terhadap PDB menunjukkan angka multiplier ekspor relative cukup besar, demikian pula angka elastisitas ekspor lebih besar dari 1, kecuali elastisitas ekspor hasil tambang diluar migas sebesar 0,94%.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar