Kelas : 1EB08
Mata kuliah : Perekonomian Indonesia
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peranan ekspor dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, Jakarta- Indonesia. Kontribusi
ekspor non migas terhadap total ekspor relative besar berkisar antara
73,53%-83,88% selama periode 1993-2008. Besarnya kontribusi ini ditunjang oleh
ekspor hasil industri.
Peranan ekspor dalam perekonomian dilihat
dari besarnya angka multiplier ekspor dan elastisitas ekspor. Angka multiplier
ekspor untuk variabel total nilai ekspor, migas, non migas, masing-masing 47,423,
229,284, dan 52,605. Sedangkan untuk variabel nilai ekspor minyak mentah, hasil
minyak dan gas alam masing-masing 566,044, 1579,168 dan 477,136. Angka
multiplier ekspor untuk variabel nilai ekspor hasil pertanian, hasil industri
dan hasil tambang diluar migas masing-masing 1299,844, 65,406
dan 290,930.
Angka elastisitas ekspor variabel nilai total
ekspor, migas dan non migas masing-masing 1,79, 1,86, dan 1,74. Angka
elastisitas ekspor variabel nilai ekspor minyak mentah, hasil minyak dangas
alam masing-masing 2,02, 1,46, dan1,75. Angka elastisitas ekspor variabel nilai
ekspor hasil pertanian, hasil industry, dan hasil tambang masing-masing 2,48,
1,82, dan 0,94.
PENDAHULUAN
Ekspor merupakan
salah satu variable injeksi dalam perekonomian suatu negara, artinya jika
ekspor suatu negara meningkat maka perekonomian negara tersebut akan lebih
meningkat lagi, karena adanya proses multipler dalam perekonomian tersebut.
Ekspor adalah barang dan jasa yang
diproduksi didalam negara dan dijual diluar negeri. (Mankiw, 2004: 240). Jika
suatu negara membuka perdagangan internasional dan menjadi pengekspor suatu
barang, maka produsen domestic barang tersebut akan diuntungkan dan konsumen
domestic barang tersebut akan dirugikan. Pembukaan perdagangan internasional
akan menguntungkan negara yang bersangkutan secara keseluruhan karena keuntungan
yang diperoleh melebihi kerugian nya (Mankiw, 2006 : 221).
Dalam analisis
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan Ekspor merupakan
pengeluaran otonomi, yaitu ia tidak ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor
terutama ditentukkan oleh harga relative barang dalam negeri dipasaran luar
negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing dipasaran dunia, dan
citarasa penduduk di negara-negara lain terhadap barang yang diproduksikan
suatu Negara (Sukirno, 2004 : 222).
Dari
studi pertumbuhan ekonomi selama periode 1968 – 1984 yang dilakukan oleh Bela
Balassa (1986) terhadap sekelompok luar negara-negara yang sedang berkembang
yang dibedakan antara negaranegara yang berorientasi keluar (Outward – Oriented
Countries) dan Negara-negara yang berorientasi kedalam ( Inward- oriental
countries) menemukan bahwa negara-negara yang menerapkan strategi
pembangunan
yang berorientasi keluar memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih
baik
dari
pada negara-negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi
kedalam atau substitusi impor
Berdasarkan
studi dilakukan Hollis Chemery terhadap 20 negara yang sedang berkembang
menemukan bahwa total input productivity total meningkat diatas 3 persen
pertahun di negara-negara yang menerapkan Outward oriented atau export- led
strategies, sedangkan negara-negara yang menerapkan inward – oriented
pertumbuhannya hanya 1 persen (Nanga, 2005 : 302).
Perumusan
masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1.
Berapa besar luar
peranan total ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
2.
Berapa besar peranan
ekspor migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
3.
Berapa besar peranan
ekspor non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
Tujuan
Penelitian ini ingin mengetahui peranan ekspor terhadap perekonomian (PDB) di
Indonesia
METODE PENELITIAN
Metode
yang digunakan dalam tulisan ini adalah telaah pustaka yang ditunjang dengan
analisis deskriptif kuantitatif terhadap data-data sekunder. Data sekunder yang
digunakan adalah data perkembangan ekspor dan Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Jakarta.
Untuk
mengetahui peranan ekspor tersebut digunakan persamaan Regresi Linear sederhana.
Y
= a + b xi
Y
= Produk Domestik Bruto (PDB) (miliar rupiah)
Xi
= Nilai ekspor → I =1,2,3.
X1
= Nilai Total ekspor (juta US $)
X2
= Nilai total ekspor migas (juta US $)
X3
= Nilai total ekspor non migas (juta US $)
a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi (multiplier ekspor)
Dari
persamaan regresi tersebut dihitung multiplier ekspor yang diperoleh dari angka
koefesien regresi tersebut. Karena multiplier ekspor adalah angka yang
menunjukkan berapa besar perubahan PDB akibat adanya perubahan nilai ekspor.
Multiplier ekspor adalah perbandingan nilai pertambahan PDB dengan nilai
pertambahan ekspor (Δ PDB / Δ ekspor atau dy) dx Dari persamaan regresi
tersebut dihitung multiplier ekspor yang diperoleh dari angka koefesien regresi
tersebut. Karena multiplier ekspor adalah angka yang menunjukkan berapa besar
perubahan PDB akibat adanya perubahan nilai ekspor. Multiplier ekspor adalah
perbandingan nilai pertambahan PDB dengan nilai pertambahan ekspor.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peranan
ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut :
1.
Peranan total ekspor
terhadap PDB
2.
Peranan total ekspor
migas terhadap PDB
3.
Peranan total ekspor
non migas terhadap PDB
Perkembangan
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama periode 1993 – 2008 dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 1993 – 2008 (miliar rupiah).
Data
PDB tahun 1993-2001 berdasarkan harga konstan tahun 1993 dan data PDB tahun
2002-2008
berdasarkan
harga konstan 2000. Rata-rata laju pertumbuhan PDB dengan Migas selama periode
2000
2008 adalah 6,43% per tahun. Rata-rata laju pertumbuhan PDB tanpa migas selama periode 2000-2008\
adalah 7,57 % per tahun.
Perkembangan
nilai ekspor migas, non migas dan total ekspor dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini :
Dari
tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar nilai total ekspor
berasal dari ekspor non
migas
yaitu berkisar antara 73,53%-83,88%
selama periode 1993-2008. Sedangkan nilai ekspor migas
berkisar
antara 16,12%-26,47% dari total
ekspor.
minyak
dan gas alam selama periode 1993 – 2008 dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini
:
Tabel
Perkembangan
ekspor migas menurut kelompok produk yang dihasilkan tahun
1993 – 2008 (juta US $).
Dari
tabel 3 tersebut dapat diketahui kontribusi nilai ekspor minyak mentah terhadap
total ekspor migas pada tahun 1993 sebesar 4.778,4 juta US $ (49.03%) dan pada
tahun 2008 sebesar 12.418,7 juta US $ (42,64%). Kontribusi nilai ekspor hasil
minyak terhadap total ekspor migas pada tahun 1993 sebesar 914,3 juta US $
(9,38%) dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 3.547,0 juta US $ (12,18%). Kontribusi
nilai ekspor gas alam terhadap total migas sebesar 4.052,7 juta US $ (41,58%)
dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 13.160.5 Juta US $ (45,18%). Perkembangan
niali ekspor non migas menurut kelompok produk yang dihasilkan yaitu hasil
pertanian, hasil industry, hasil tambang dan produk lainnya tambah pasir alam
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Dari
tabel 4 tersebut dapat diketahui kontribusi nilai ekspor hasil pertanian
terhadap total nilai ekspor non migas pada tahun 1993 sebesar 2644,2 juta US $
(9,64%) dan pada tahun 2008 sebesar 4584,6 juta US $ (4,25%). Kontribusi nilai
ekspor hasil industri terhadap total nilai ekspor non migas pada tahun 1993
sebesar 23292,0 juta US $ (84,93%) dan pada tahun 2008 sebesar 88393,5 US $
(81,93%). Kontribusi nilai ekspor hasil tambang total nilai ekspor non migas
pada tahun 1993 sebesar 1463,9 juta US $ (5,34%) dan pada tahun 2008 sebesar
14906,1 juta US $ (13,82%). Kontribusi nilai ekspor lainnya + pasir alam
terhadap total nilai ekspor non migas pada tahun 1993 sebesar 25,2 juta US $ (0,09%)
dan paa tahun 2008 menjadi 10,0 juta US $ ( 0,009%).
Dengan
menggunakan data PDB dengan migas dan data nilai total ekspor tahun 1993 – 2008
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y
= -1.398.000 + 47.423 X i
(16,358)
Koefisien korelasi r = 0,975
Koefisien Determinasi R2 = 0,95
Angka
dalam kurung nilai t hitung
Koefisien
regresi bernilai 47,423 berarti setiap kenaikan nilai ekspor satu juta US $,
maka nilai PDB akan meningkat sebesar 47,423 miliar rupiah. Angka koefisien
regresi juga merupakan angka multiplier ekspor. Dari persamaan tersebut dapat
diperkirakan angka elastisitas ekspor terhadap PDB.
E
= dy.  ̄x = 47,423 . 6.6800 =
1,79
dx
 ̄y 1770100
angka
elastisitas total ekspor 1,79 berarti setiap kenaikan nilai total ekspor 1%,
maka PDB akan naiksebesar 1,79%.
Tabel 5 :
Angka multiplier ekspor dan elastisitas ekspor di Indonesia menurut komiditi
ekspor
KESIMPULAN
1.
Perkembangan nilai
ekspor baik migas maupun non migas di Indonesia selama periode 1993-1997 terus
meningkat dan pada tahun 1998,1999 dan 2001 menurun, tetapi pada tahun
2002-2008 terus meningkat. Nilai ekspor terbesar berasal dari ekspor non migas.
2.
kontribusi ekspor
minyak mentah, hasil minyak dan gas alam terhadap nilai ekspor migas pada tahun
1993- masing-masing 49,03%, 9,38%,
41,58%, dan pada tahun 2008 masing-masing 42,64%, 12,18%, dan 45,18%.
3.
Kontribusi nilai
ekspor hasil pertanian, hasil industry dan hasil tambang diluar migas terhadap ekspor
pada non migas tahun 1993 masing-masing 9,64%,
84,93%, 5,34%, dan pada tahun 2008 masing-masing 4,25%, 81,93% dan 13,82%.
4.
Peranan ekspor yang
dilihat dari angka multiplier dan angka elastisitas ekspor terhadap PDB menunjukkan
angka multiplier ekspor relative cukup besar, demikian pula angka elastisitas ekspor
lebih besar dari 1, kecuali elastisitas ekspor hasil tambang diluar migas
sebesar 0,94%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar